Pembelajaran Daring atau Luring Materi Tetap Bukan Target Utama



Halo sobat IniBudi!

Sejak awal mengabdi di SD Baiturrahman Tasikmalaya saya langsung jatuh cinta dengan budaya yang ada di sekolah ini. Ada banyak ilmu baru setiap kali berinteraksi dengan rekan-rekan guru di sini. Bahkan ilmu yang luar biasa senantiasa diselipkan oleh kepala sekolah kami. 

Tidak ada yang menyangka bahwa saat ini kita menghadapi masa pandemi yang mempengaruhi banyak sektor dalam kehidupan, salah satunya pendidikan. Sebagai sekolah yang memiliki santri lebih dari 800 orang, tentunya pelaksanaan luring menjadi suatu hal yang beresiko. Lain halnya dengan sekolah dengan sistem asrama, karena cukup satu kali kontrol masuk saat di awal, sedangkan di SD Baiturrahman setiap hari ada keluar masuk.

Dari hasil pertemuan dengan orang tua di setiap level dan dari masukan-masukan baik yang langsung maupun tidak langsung, rupanya pilihan orang tua terbagi dua, ada yang ingin segera melaksanakan pembelajaran tatap muka dan ada pula yang ingin total dengan pembelajaran daring lagi. Sekolah sama sekali tidak memaksa harus memilih salah satunya.

Saat ini kita mendengar kabar bahwa di Indonesia ini sedang terjadi peningkatan kasus Covid-19. Berita tersebut kembali memunculkan kekhawatiran dari banyak pihak sehingga pilihan pembelajaran kembali condong pada pembelajaran daring, padahal proses verifikasi pengajuan pelaksanaan pembelajaran tatap muka sedang diperjuangkan. 

Saya jadi teringat pepatah “Man proposes: God disposes,” yang artinya Manusia merencanakan: Tuhanlah yang menentukan. Allah Swt pasti menentukan hal terbaik untuk hambanya, apapun yang terjadi pasti itu yang terbaik menurut Allah Swt. Walaupun dalam pandangan manusia adanya perpanjangan Covid-19 ini banyak kerugiannya. Sebagaimana yang Allah sampaikan dalam QS. Al-Baqarah ayat 216 

وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ............

Artinya : Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Untuk itu mari kita berhusnudzan kepada Allah Swt. Jangan sampai ada kekecewaan terhadap keputusannya. Kalaupun dalam pandemi ini ada yang memanfaatkan untuk berbuat curang toh Allah pun melihatnya, tugas kita adalah selalu berbuat baik di dalam takdir yang diberikannya. Agar apapun yang kita laksanakan bisa bernilai ibadah.

Saat ini baik pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka maupun daring, materi pembelajaran yang akan disampaikan sama-sama tidak akan tuntas sebagaimana pembelajaran ditahun-tahun sebelumnya. Maka, tidak ada tuntutan untuk menyelesaikan semua materi pembelajaran. Namun, dalam hal pembiasaan tentu harus bisa dimanfaatkan, dimana anak-anak menjadi lebih dekat dengan keluarga, pembiasaan shalat dhuha dan menghapal Al-Quran menjadi lebih mandiri. Biasanya termotivasi karena banyak teman yang mengerjakan, maka hari ini motivasi itu benar-benar datang dari diri sendiri. Karena memang dilaksanakan secara mandiri di rumah.

Maka apapun yang akan dilaksanakan, baik itu daring maupun luring. Atau gabungan dari keduanya, harapan kita yang paling utama adalah semoga anak-anak kita menjadi generasi yang sholeh-sholehah.

Itulah sedikit pemikiran seorang fakir yang selalu ingin belajar. Tentunya akan ada banyak persepsi dan saling silang pendapat diantara kita. Namun pasti sama-sama ingin yang mendapat keputusan yang terbaik. Sekian semoga bermanfaat.

Comments

Popular Posts