Antara Aku, Paskibraka dan Paskibra

PASKIBRAKA JABAR 2008

Selamat harik kemerdekaan Republik Indonesia ke 74.

Alhamdulillah bangsa ini sudah berumur 74 tahun ternyata ya. Perkara sejahtera atau tidak kita tanyakan saja pada usaha dan do'a kita masing-masing agar tidak menghakimi satu pihak tertentu.

Bangsa ini merdeka berkat jerih payah dan korban nyawa para pahlawan. Betapa besar jasa mereka. Kalau wakaf masjid hanya melingkup pengguna mesjid saja. Sedangkan para pahlawan nasional kita jasanya dirasakan oleh seluruh bangsa Indonesia dan memberikan kemerdekaan dalam banyak aspek, seperti merdeka dalam menjalani kehidupan beragama, berekonomi, pendidikan, dsb.

Alhamdulillah di dalam perjalanan hidup ini saya pernah mengalami masa-masa dimana jiwa nasionalisme ini begitu tinggi. Bahkan saat mendengar lagu kebangsaan Indonesia Raya tubuh ini berdiri bahkan mata pun berkaca-kaca karena begitu merasakan perjuangan para pahlawan, yaitu di masa-masa aktif sebagai anggota Paskibra, Paskibraka dan PPI.

Nah seringkali banyak orang yang tertukar antara Paskibraka dengan Paskibra. Apakah sobat termasuk orang yang bingung juga dengan kedua istilah itu?

Paskibra adalah organisasi yang mewadahi para pelajar yang menjadi kader-kader pengibar bendera, mulai dari tingkat satuan (sekolah), kecamatan, maupun kota/kabupaten. Biasanya latihannya adalah jangka panjang, terdapat struktur organisasi yang sistematik sebagaimana organisasi pada umumnya. Bendera yang dikibarkan pun bukan bendera duplikat pusaka, melainkan bendera lain untuk peringatan-peeingatan hari besar selain hari kemerdekaan di tanggal 17 Agustus setiap tahunnya.

Paskibraka adalah pasukan khusus yang dibentuk untuk tujuan pengibaran bendera duplikat pusaka saja, bendera yang hanya digunakan untuk peringatan hari kemerdekaan setiap tanggal 17 Agustus. Status sebagai anggota Paskibraka hanya hitungan jam seumur hidup, biasanya 24 jam sampai 48 jam, yaitu dari mulai pengukuhan di tanggal 15 atau 16 Agustus hingga selesai tugas menurunkan bendera duplikat pusaka. Setelah selesai penurunan bendera di tanggal 17 Agustus, maka secara otomatis seorang anggota Paskibraka akan masuk ke dalam organisasi PPI (Purna Paskibraka Indonesia), jadi bukan Purna Paskibra Indonesia ya.

Tidak terasa masa-masa itu sudah berlalu selama 11 tahun. Di tahun 2008, tugas sebagai Paskibraka saya lalui di tingkat Provinsi, di depan gedung Sate Bandung Jawa Barat. Latihan demi latihan, tes demi tes, dan Karantina demi karantina dilalui. Selain bisa mengibarkan bendera di Gasibu, kebahagian lain yang dirasakan oleh angkatan 2008 saat itu adalah karena angkatan kami menjadi angkatan kedua yang memiliki anggota yang menjadi perwakilan di tingkat nasional. Sebelumnya Tasikmalaya menjadi perwakilan Jawa Barat di tingkat nasional terjadi pada tahun 1996, masih berstatus kabupaten. Saat itu, angkatan 2008 mengirimkan 4 orang perwakilan ke provinsi dan alhamdulillah 1 orang siswi berhasil mewakili Jawa Barat ke nasional, 2 orang siswa dan siswi (siswanya adalah saya.. hehe) bertugas di Jawa Barat, dan 1 orang siswa harus kembali bertugas di kota Tasikmalaya. Dan itulah angkatan kedua yang membawa nama Paskibra Tasikmalaya ke tingkat Nasional sejak kemerdekaan tahun 1945 silam.

Sekarang generasinya sudah berganti, bahkan pelatih saya saat latihan intensif 4 orang pun sudah tidak bertugas di Bale Kota, dan alhamdulillah beliau saat ini menjadi orang tua santri di SD Baiturrahman, kang Memet. Beliau banyak mengajarkan ilmu-ilmu yang tidak saya dapatkan di pembelajaran formal, seperti table manner, etika membawa barang, bahkan sampai bernyanyi pun beliau ajarkan. Hehe..

Akhirnya, masa-masa itu tinggal kenangan, tetapi menjadi kenangan yang mendidik bagi saya. Di sana saya banyak belajar tentang nasionalisme dan toleransi, yang saat ini keduanya dalam hati saya sudah terbungkus dalam kecintaan pada ajaran Dinul Islam. Karena saya sadar bahwa nasionalisme dan toleransi hanyalah bagian kecil dari ajaran agama ini.

Semoga catatan kecil ini bermanfaat. Merdeka Indonesiaku!

Comments

Popular Posts