PPG dan Tidak PPG

Akhir-akhir ini pencarian tentang PPG kembali meningkat setelah sebelumnya diumumkan tentang adanya beasiswa PPG Daljab yang diberikan oleh pemerintah. Bahkan saat ini buku-buku digital di Playbook pun sudah bermunculan yang membahas tentang tips trik PPG. Sebelumnya hanya CPNS saja yang banyak bukunya itu. Tidak sampai di situ saja, aplikasi-aplikasi tentang PPG pun menjamur di Playstore. Hal tersebut menunjukan tingkat melek teknologi guru sudah meningkat. Alhamdulillah.
Saya masih teringat, saat melaksanakan PPG tahun 2018 kemarin banyak guru yang terpaksa membuat Channel Youtube untuk memenuhi salah satu tugas PPG. Alhamdulillah saya sudah sejak 2012 memiliki Channel Youtube, lebih awal dari Atta Halilintar dan Ria Ricis ya. Hehe.. 

Lantas apakah PPG hanya sebatas memperkenalkan teknologi pendidikan abad 21? PPG hanya membuat guru fanatik terhadap pemanfaatan teknologi informasi di era industri 4.0? Tidak sekedar itu, itu menurut pendapat saya. Tentu banyak pendapat lain yang berbeda bahkan bisa jadi bertentangan. 

Bagi saya, rasa syukur adalah hal utama yang menjadi sudut pandang utama saya terhadap PPG. Di sana saya mendapatkan pencerahan baru dari keremangan pengetahuan, bukan dari kegelapan. Pengetahuan guru tentang pedagogik tidaklah gelap, melainkan remang. Hehe.. Guru-guru saat ini tentu sudah dibekali ilmu tentang pedagogik, setelah mengikuti PPG tersebut banyak guru yang tercerahkan kembali tentang ilmu-ilmu pedagogiknya. Pemahaman yang dibarengi dengan pengalaman rupanya yang membuat hal tersebut bisa terjadi. Sewaktu menjadi mahasiswa, saya tidak terlalu paham akan penerapan ilmu-ilmu itu di kelas karena PPL hanya sebentar, tetapi setelah masuk dunia pendidikan yang sebenarnya pemahaman materi itu menjadi lebih mendalam. Ibarat mengajarkan berenang kepada anak yang belum pernah berenang dengan mengajarkan berenang terhadap anak yang sudah pernah tenggelam dan ingin bisa berenang. Kira-kira apa perbedaannya?

PPG dan tidak PPG tergantung pada niatnya. Jika sejak awal kita niatkan untuk memperbaiki diri, maka itulah yang didapat. Jika dari awal niatnya untuk mendapatkan sekedar tunjangan sertifikasi, maka sekedar itu pula lah yang didapat. 

PPG dan tidak PPG bukan pembeda kualitas guru, guru yang PPG bukan berarti lebih berpengetahuan daripada temanya, begitu pula sebaliknya

PPG dan tidak PPG sama-sama baik jika niatnya baik dan mengajarnya juga baik.

Terakhir, mohon do'anya untuk guru-guru di Indonesia semoga senantiasa diberi kekuatan untuk bisa melakukan yang terbaik bagi generasi penerus bangsa. Aamiin

Comments

Popular Posts